Kampung di Merauke Tak Ingin Terganggu Sawit

Dari hutan di Cagar Alam Danau Bian-lah, seluruh penduduk menggantungkan hidup. Kini, hutan-hutan adat terbabat hampir tak tersisa.

Konsesi perusahaan berada hampir di seluruh petuanan Marga Mahuze dan Marga Basik-basik. Dari Atlas Sawit Papua: Di Bawah Kendali Pengusaha Modal yang disunting Y.L Franky dan Selwyn Morgan, terbitan Pusaka 2015 memperlihatkan, kebun masuk areal Cagar Alam Danau Bian. Agriprima Cipta Persada adalah anak Ganda group.

Warga Pachas protes karena perusahaan masih meninggalkan janji-janji sejak pembukaan. Warga Merauke menolak lahan buat sawit dengan memasang palang dan berbagai tonggak kayu.

“Barang siapa membuka sulur ini, konsekuensi denda adat. Tak boleh membuka hutan apalagi untuk sawit,”.katanya

Mereka tak ingin hutan tempat menggantung hidup hilang. Begitu juga danau yang menyediakan pasokan air sampai sumber protein seperti ikan-ikan tak ingin terganggu atas kehadiran sawit.

bian-danau3-

Warga penduduk Kampung Pachas. Foto: Agaptus Batbual

Data Kampung Pachas, jumlah keluarga 114 orang, dengan 472 jiwa. Mereka menggantungkan hidup pada hasil hutan tersisa di pinggir Kampung. Bila ke hutan, hampir tak ada kasuari, pombo, kangguru, rusa, maleo dan babi hutan. Dulu, satwa-satwa ini banyak, tetapi mulai hilang seiring hutan tergerus. Ada rawa yang dipakai perempuan menggunakan perahu kecil memancing atau menebarkan jaring ikan. Hasil lumayan buat konsumsi sendiri.

Sebenarnya Kampung Pachas ada dua, lama dan baru. Kampung lama ada di seberang danau. Thimoteus Basik-basik, Kepala Kampung Pachas menjelaskan, asal muasal Pachas dari perempuan. “Mereka bermusyawarah apakah boleh pindah kesini karena tempat hunian sudah tak layak lagi. Mereka namakan Kampung lama pertama dan kedua.” Mereka sepakat bangun Kampung Pachas dengan sederhana. Awalnya, rumah papan, berdiding daun sagu. Kini, semua rumah beratapkan seng. Rata-rata rumah berkolong setinggi lutut orang dewasa. Dua gedung saja yang menyatu dengan tanah yaitu Pustu Pachas dengan Gereja Protestan Indonesia Jemaat Mizpa, Klasis Merauke.

Danau (rawa) Bian, di Merauke. Foto Agapitus Batbual

Danau (rawa) Bian, di Merauke. Foto Agapitus Batbual

Tepian danau sekaligus hutan dan kebun Kampung Pachas. Foto Agapitus Batbual

Tepian danau sekaligus hutan dan kebun Kampung Pachas. Foto Agapitus Batbual

sumber: mongabay

Untuk Informasi Lebih Lanjut, Hubungi :

PT. BENEFITA INDONESIA PROVIDER TRAINING ENVIRONMENT TERBESAR & TERLENGKAP Se-INDONESIA (Since 1 April 1998)

Artikel Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>